Titik-titik Tirta
Senin, 9 Agustus 2010

Di sebuah restoran bernuansa Jawa klasik di Jakarta, pria itu menyandarkan punggungnya di kursi kayu. Di atas sana langit mendung. Ia bergumam, ”Dunia yang penuh keluhuran itu sudah tidak kembali lagi.” Saat itu, empat tahun lalu, usianya sudah 71 tahun. Sebuah tongkat yang selalu membantunya berjalan bersandar di dekatnya. Kakinya—yang dulu dipakai untuk menyusuri jalanan di Yogyakarta dan Solo guna meneliti batik kuno—sudah goyah. Dia s
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini