Berharap Krapyak Meredam Buntet
Setelah tiga jam ditunggu, Abdurrahman Wahid akhirnya datang. Teh manis yang disajikan untuk 42 kiai sudah kadung dingin. Para ulama sepuh Nahdlatul Ulama itu juga merelakan diri melewati makan siang meski jam telah menunjukkan pukul 12.30. Bolu kukus dan rengginang untuk sementara dijadikan penganan pengganjal.
Di Pesantren Buntet, Cirebon, Jawa Barat, Selasa pekan lalu, Gus Dur membuka omongan. Sambil lesehan, dia angkat bicara tentang
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini