Kolaborasi yang Tak Mengalahkan

PANGGUNG itu penuh. Campur-baur 10 bule berkemeja merah dengan 15 pribumi berpakaian hitam. Semuanya bersila. Tangan mereka menggenggam pukul atau alat tabuh yang dalam bahasa Sunda disebut panakol. Berbarengan, mereka menutuk logam-logam gamelan Jawa. Komposisi Kulu-kulu dibuka dengan lembut, pelan, dan mengalir. Sekitar lima menit, permainan ritmis disuguhkan ke hadapan sekitar 120 pengunjung Komunitas Salihara, Jakarta Selatan, Selasa pekan la
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini