Jazz ’Spicy’ Lindemann
Senin, 16 Februari 2009

MULANYA suara suling yang naik-turun. Sesekali berada di antara nada-nada tinggi, sesekali dalam nada-nada rendah. Suling bambu di tangan pemusik asal Yogya, Djaduk Ferianto, sama sekali tidak melankolis. Dari karakternya yang dinamis, dalam sekejap penonton pun bisa mengenali asal-usul sang musik: Bali. Suasana tak berubah manakala gong, lantas gamelan, mengikuti dari belakang. Nuansa Bali yang pentatonis baru berubah tatkala piano Francois Lind
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini