maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Aktivis dari Tanah Abang

Pergolakan politik menjelang peristiwa 1965 membuat arah kehidupan Jusuf Wanandi berputar 180 derajat. Dari cita-cita semula menjadi profesor hukum, dia beralih menjadi aktivis politik. Kesempatan mengikuti kuliah hukum di Universitas Harvard di Amerika Serikat pun terpaksa dilewatkan.

Jusuf mengikuti dari dekat kehidupan Istana di akhir masa kekuasaan Sukarno. Dia kemudian terlibat dalam pergulatan politik dan demonstrasi mahasiswa untuk menjatuhkan sang presiden. Bersama kelompoknya dia menyokong Jenderal Soeharto menjadi penguasa tunggal Orde Baru. Dia berteman dekat dengan Mayor Jenderal Ali Moertopo, perwira Operasi Khusus yang amat dipercaya Soeharto.

Roda sejarah berputar. Dalam peristiwa Malari alias Malapetaka 15 Januari 1974, gantian Jusuf dan kelompoknya di Centre for Strategic and International Studies yang bermarkas di Tanah Abang, Jakarta Pusat menjadi bulan-bulanan kritik dan protes mahasiswa. Hubungan dengan Soeharto pun tak selalu mulus. Sejak 1987, dia bahkan mulai bersimpang jalan dengan orang yang dulu didukungnya itu.

Bulan depan, pria kelahiran Sawahlunto, Sumatera Barat, ini genap 73 tahun. Dua pekan lalu dia menceritakan pengalaman hidupnya yang berimpitan dengan sejarah kontemporer negara ini kepada Nugroho Dewanto, Ign. Yophiandi, dan Ninin Damayanti dari Tempo.

arsip tempo : 171354960671.

. tempo : 171354960671.

”Memangnya saya takut sama mereka?”

”Bukan begitu, Pak. Saya dulu pernah di posisi mereka, dan mereka sangat kuat. Kita bisa digilas.”

Percakapan itu terjadi saat saya menghalangi Mayor Jenderal Ali Moertopo yang nekat ingin keluar dari gedung kantor Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, sambil membawa pistol. Ali berkeras ingin menemui Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia Ha

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024

  • 31 Maret 2024

  • 24 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan