Segenggam Tanah Surga yang Hilang
TAMAN Nasional Kerinci Seblat, tujuh tahun lalu, adalah hutan yang menikmati hidup. Pohon-pohon berdiri rapat. Batangnya diselimuti lumut dan semak lebat-. Kalau ada orang masuk hutan, puluh-an atau ratusan pacet akan berlompat-an untuk berpesta mencecap darah. ”Saking banyaknya seperti hujan pacet dari pucuk-pucuk pohon dan semak,” ujar Cahyo Junaedy, wartawan Tempo yang masuk hutan itu selama 30 hari.
Lelaki itu menyuruk ke dalam hutan sej
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini