Kisah Seorang Empu Karawitan

Tiba-tiba tubuh yang keriput itu seolah dianugerahi nyawa rangkap. Hingga pukul 2 siang, ia masih tergolek. Tempat tidurnya di tebari perlak, dengan pispot kosong yang menantinya. Untuk keluar dari kamar, ia tak berdaya. Tulang belulangnya sudah digerogoti usia. Dibantu pembantunya, ia duduk dengan susah payah. Sorot matanya redup.
Namun sebuah keajaiban terjadi. Begitu ia menyaksikan para pemain gamelan, tubuh yang ringkih itu tiba-tiba sepe
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini