Tafsir-tafsir Diponegoro
Sebuah pameran besar bertema "Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa" digelar di Galeri Nasional, Jakarta, sampai Maret nanti. Puluhan seniman kontemporer diundang menafsirkan sosok pangeran yang dalam Perang Jawa dianggap sebagai Ratu Adil itu. Pameran ini juga menghadirkan pusaka-pusaka Diponegoro.
Yang menarik, rata-rata imajinasi para seniman kontemporer tidak bisa lepas dari sosok Diponegoro yang digambar pelukis Raden Saleh dan Basoeki Abdullah: Diponegoro saat ditangkap serta Diponegoro bersorban dan berjubah putih tatkala menunggang kuda. Lukisan Raden Saleh dan Basoeki tersebut juga disajikan di pameran.
Pameran akbar ini dilengkapi sebuah pameran di Erasmus Huis, Jakarta, yang menyajikan surat-surat pejabat Belanda mengenai Diponegoro, sketsa wajah Diponegoro yang dibuat Belanda, dan pernak-pernik lain yang berhubungan dengan Diponegoro. Ikuti laporan Tempo.
Sri Astari tampak gagah dalam foto itu. Ia mengenakan sorban dan jubah putih serta menunggang kuda. "Saya dipotret di Bromo. Pagi-pagi sebelum hujan," katanya.
Di foto lain, ia berdandan berkebaya hijau zamrud membawa sebuah senapan AK. Sri ingin menghadirkan dirinya sebagai Nyi Ageng Serang. "Sosok Nyi Ageng Serang berpengaruh pada Diponegoro, tapi selama ini ia tidak terlalu dikenal. Apa mungkin karena ia seorang wanita?" ujarnya.
Inilah salah satu t
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini