Melukis Pelangi di Layar Perak
Sembilan anggota Laskar Pelangi itu hanya berdiri, tanpa suara, tanpa kata. Ibu Muslimah menahan air mata sekuat tenaga. Mereka semua memandang sosok Lintang yang gosong oleh matahari, sebuah sosok jenius yang ”menyelamatkan” sekolah mereka dalam lomba cerdas cermat melawan sekolah-sekolah besar yang menakutkan itu. Kedua tangan Lintang yang kurus memegang setang sepedanya dan meninggalkan mereka. Tak ampun lagi, Ikal berlari dan berlari mengejar Lintang dengan mata yang basah. Dia tahu, tak ada gunanya mengejar Lintang yang semakin jauh. Tak ada yang bisa menangkis tragedi yang menimpa Lintang.
Ini adalah salah satu cuplikan adegan film Laskar Pelangi karya Riri Riza yang paling merobek hati, yang sama sekali tidak melibatkan dialog apa-apa, kecuali sebuah gambar yang sederhana, namun memberi efek ledakan dalam jiwa.
Bagi mereka yang sudah membaca novel karya Andrea Hirata dengan judul yang sama, adegan yang diutarakan dalam beberapa halaman itu cukup diberi satu gambar yang efektif. Sebuah perpisahan antara Lintang dan kawan-kawannya
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini