Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead: Kebakaran di Gambut Terpola dan Besar
DUA bulan ke depan akan menjadi penentuan bagi Nazir Foead. Prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika bahwa pada September akan datang kemarau memaksa Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) melanjutkan tugas berkeliling ke luar Jawa, yang dimulai pada Juli lalu. “Saya harus ke lapangan untuk memastikan program pembasahan gambut dan bantuan ekonomi berjalan,” kata Nazir kepada wartawan Tempo, Agoeng Wijaya, lewat sambungan telepon, Kamis, 10 September lalu.
Nazir dan timnya memang tak boleh lengah di bulan-bulan rawan kebakaran hutan dan lahan sekarang ini. Lima tahun terakhir, gambut menjadi lahan paling terancam oleh amuk api. BRG pun kerap menjadi sasaran tembak.
Kebakaran 2019 melanjutkan tren 20 tahun terakhir, selalu meningkat setiap tiga-lima tahun. Mengapa begitu?
Kalau melihat tren, itu betul, tergantung iklim. Tahun lalu kemarau panjang dan kering sekali. Pada 2015 paling parah. Ini bukannya saya berlindung di balik iklim. Pertama, kita memang tak bisa lepas dari faktor alam. Tapi, kedua, keadaan gambut kita yang sudah terbuka dan kering itu juga masih banyak. Dari 14 juta hektare gambut di Indones...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini