Pravda di Pintu Besar Selatan
Perjumpaan dengan Samosir, Pemimpin Umum Harian Rakjat (HR), di Paviliun Cidurian 19, Cikini, Jakarta, pada awal Juni 1963 itu mengubah nasib Amarzan Ismail Hamid. "Mak comblang" pertemuan itu adalah Oey Hay Djoen, pemilik paviliun tempat Amarzan tinggal. "Zan, ini Bung Samosir," Amarzan menirukan ucapan Oey—yang punya nama pena Samandjaja.
Pada pertemuan itu Samosir menawari Amarzan pekerjaan sebagai redaktur Harian Rakjat edisi Minggu, dikenal s
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini