Lelaki Tua dan Diplomasi Kita
Sukses di Timur Tengah, lelaki yang dijuluki "The Grand Old Man" oleh Sukarno itu melanjutkan aksinya ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Di tangan Agus Salim, bayi Republik yang masih belajar merangkak tampil percaya diri: berdiri di panggung dunia dengan tangan mengepal.
Dia Sang Perintis Jalan
Indonesia dan Mesir meneken perjanjian persahabatan pada 10 Juni 1947—pengakuan de jure internasional pertama atas kemerdekaan Indonesia. Haji Agus Salim memimpin delegasi.
GEDUNG Kementerian Luar Negeri Mesir, 10 Juni 1947. Pagi itu, sejak pukul sembilan, delegasi Indonesia yang diketuai Haji Agus Salim, Menteri Muda Luar Negeri dalam kabinet Sjahrir, sudah hadir di ruang tunggu. Bersama Salim, ikut dalam rombongan itu
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini