Kulkas yang Terus Berpindah

Laki-laki bertubuh kecil, kurus, gondrong, dan menyandang ransel itu mendadak muncul di kantor Solidaritas Perempuan di Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur, pada siang hari, 6 Agustus 1996. Beberapa anggota staf lembaga advokasi perempuan itu panik karena khawatir dengan kedatangannya.
Nama Wiji Thukul, lelaki itu, sedang mencuat. Wajahnya terpampang di koran-koran dan televisi sebagai orang paling dicari polisi dan tentara setelah kerusuh
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini