Bertukar Gagasan di Jalan Sunyi
Dua kepala lebih baik dari satu.
Dimulai dari Soetatmo Soerjokoesoemo yang beradu gagasan soal nasionalisme dengan Tjipto Mangoenkoesoemo pada 1918. Lalu Sanusi Pane dan kawan-kawan berdebat soal kebudayaan dengan Sutan Takdir Alisjahbana pada 1935. Hampir 30 tahun kemudian, Njoto berpolemik dengan Burhanudin Muhammad Diah soal manifesto politik Soekarno.
Di sudut lain, tak hirau oleh tempik sorak perdebatan, ada yang memilih jalan sunyi: menu
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini