Nasi Uduk di Lapangan Kremlin
LAPANGAN BANTENG, suatu siang yang lembab pada September 1955. Juru kampanye Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah sedari tadi ”membakar” pengikutnya di alun-alun Jakarta Pusat itu. Saatnya untuk menyerang partai lawan. ”Jika Masyumi menang, Lapangan Banteng ini akan diubah jadi Lapangan Onta,” ujar dia.
Siang yang lain, di alun-alun yang sama, Partai Masyumi yang berhaluan Islam membalas ejekan PKI. ”Jika PKI menang, Lapangan Banteng a
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini