Filosofi Damai Si Panjang Akal

SUATU siang di Bandara Hasanuddin, Makassar, pertengahan 1978. Dua orang Jepang yang baru turun dari pesawat tampak celingukan. Aksa Mahmud, yang kebetulan sedang berada di lapangan terbang itu, menyapa ramah. Ternyata, kedua orang Jepang itu lagi kebingungan mau menginap di mana.
Aksa muda, yang sebetulnya punya urusan lain, malah mengantarkan mereka ke hotel, bahkan kemudian menemani mereka makan malam. Siapa sangka, kedua Jepang itu berasal d
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini