Suatu Malam Jauh di Selatan
Senin, 4 April 2005

PADA serangkum malam, ia terbaring. Dua tungkai, saling tindih. Lebam di sekujurnya. Aorta yang pecah dan darah yang menggenang. Di atasnya, kayu-kayu menindih.
Hari belum lagi jadi di Gunung Sitoli, Nias. Jam berhenti sebelum malam sampai di puncak. Senin pekan lalu, 23.10 WIB. Dua tungkai itu, entah milik siapa, seperti mengulang selarik sajak Bertolt Brecht:
...In the dark times Will there also be singing? Yes, there will also be singing A

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini