Pentas Yang Sublim
PENTAS Sakyamuni itu Saja (Perlu Mati) berangkat dari puisi; berlangsung bersama puisi, mantra, dan tari legong; berakhir dengan sunyi. “Selesai. Mati. Gelap. Terang. Mantra bisu. Doa bungkam. Langit dan bumi juga selesai.” Para pemain menyingkir ke samping, pembaca puisi surut menjauh dari penonton, lampu meredup untuk kemudian gelap.
Cokorda Sawitri menyuguhkan tontonan yang menyimpang (bisa sebagai kecenderungan baru, bisa juga me
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini