Dobrakan dalam Pingitan

KARTINI berlari menuju kamarnya, tak kuasa menahan air mata. Dia merayap ke kolong tempat tidur, menyendiri dalam kesedihan. Beberapa saat sebelumnya, dia masih berlutut di hadapan ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, agar diizinkan melanjutkan sekolah ke Hogere Burger School (HBS, setingkat sekolah menengah) di Semarang. "Tidak," jawab sang ayah tegas.
Kala itu, awal 1892, Kartini yang baru saja lulus Europeesche Lagere School (sekolah
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini