Mata Kotok Karena Bir Pletok
Tak gampang bagi Aryo menjalani hari, bahkan untuk sekadar menyantap semangkuk mi. Berulang kali sendokannya salah sasaran. Meleset. Tak ada seutas pun mi yang terangkut. ”Susah jadi orang buta dadakan,” kata lajang 25 tahun ini.
Aryo, mahasiswa tingkat akhir perguruan swasta di Jakarta ini, enggan disebut jati diri sebenarnya. Dua pekan lalu dia ditemui Tempo di ruang kunjung Rumah Sakit Intan Gleneagles, Kuala Lumpur, Malaysia. Dia se
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini