Lembar-lembar Gelap Seorang Pram
SECARIK surat mendarat di meja panitia hadiah Magsaysay di Manila, Filipina, pada Juli 1995. Dua puluh lima sastrawan dan budayawan kenamaan Indonesia membubuhkan tanda tangan di lembaran itu. Mochtar Lubis—salah satu peneken surat itu—bahkan mengembalik-an hadiah Magsaysay yang pernah diterimanya se-bagai tanda ”berduka”.
Mereka memprotes diberikannya penghargaan sas-tra itu kepada Pramoedya Ananta Toer karena ”pe-ran tidak terpujinya
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini