Cerita Tentang Seorang Kawan
Pram bagian dari sebuah gelombang besar: 13 ribu tahanan yang berangkat ke Pulau Buru sejak 1969, dan pulang pada 1979. Pulau Buru pulau terbesar ketiga di Maluku, dengan kamp konsentrasi meliputi sepertiga pulau. Tefaat Buru, singkatan dari Tempat Pemanfaatan Buru, nama kamp raksasa itu disebut pertama kali.
Majalah ini berusaha merekam sejumlah kesaksian rekan-rekan Pram di Pulau Buru: bagaimana Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca dihasilkan dalam suasana serba terbatas itu? Bagaimana ia mempertahankan semangat hidupnya? Bagaimana Pram yang tegar itu menyimpan sejumlah kelemahan: sok tahu, cepat mengetahui kesalahannya tapi tak cepat minta maaf, dan seterusnya.
Mereka berbicara tentang seseorang, juga ten-tang sebuah masa yang jauh.
Oey Hay Djoen datang ke Tempo, Rabu la-lu, dengan ditopang sepotong tongkat. U-sianya 77 tahun. Tapi suaranya masih lan-tang-. Ingatannya pada masa lalu masih jernih. Oey a-dalah aktivis Lembaga Kebudayaan Rakyat dan ang-go-ta MPR/DPR GR dari Partai Komunis Indonesia. Ia dikarantina sejak 1969 sampai 1979. Ia menempati U-nit 3 Wanayasa. Oey adalah tahanan politik (tapol) ber
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini