Suluk yang Dilupakan Keraton
Senin, 4 April 2005

Empat laki-laki berpakaian peranakan, lengkap dengan iket blangkon mondolan, dan empat perempuan berkebaya janggan warna hitam, duduk bersila di Bangsal Sri Manganti, Keraton Yogyakarta. Di hadapan mereka, sebuah meja kecil dengan kitab Babad Mataram beraksara Jawa. Ya, setiap Jumat mereka memang menembang pupuh Jawa tertentu. Dan Jumat itu mereka menembangkan bagian Bedhah Madiun, sejarah Madiun.
”Di lingkungan keraton, kami tidak pernah m
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini