Selama bertahun-tahun, rekening bersama Perusahaan Air Minum Jakarta dan dua operator swasta, Palyja dan Aetra, rawan jadi bancakan petinggi Ibu Kota. Isinya memang menggiurkan: lebih dari Rp 16,5 triliun dari setoran para pelanggan air sejak 1998. Sebuah insiden menjelang pemilihan Gubernur Jakarta dua tahun lalu membuka tabir praktek lancung ini. Siapa yang bermain?
MALAM terasa sangat panjang di kantor pusat Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya), Jalan Penjernihan II, Pejompongan, Jakarta Pusat, pekan pertama April 2012. Menjelang dinihari, hampir semua petinggi perusahaan daerah itu masih bertahan di ruang rapat. Direksi dan para manajer senior berdebat tak putus-putus.
"Saya masih ingat, para bos dikarantina di lantai dua, tak ada yang boleh pulang," kata Suhaimi, salah satu karyawan PAM Jaya yang
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.