Sudah hampir setengah tahun ribuan nasabah PT InterBanking Bisnis Terencana (Ibist) resah menunggu hasil kerja polisi memburu Wandi Sofian, bos perusahaan investasi itu. Namun, Wandi seperti raib ditelan bumi. Yang tinggal adalah para nasabah yang berharap uangnya kembali. Pada mulanya mereka tergiur bunga 48 persen atau empat kali lipat bunga bank. Tak mengherankan jika sekitar Rp 224 miliar mulus masuk ke kantong Ibist. Kini, harapan nasabah—70 persen polisi dan tentara—musnah bersama kolapsnya Ibist. Sejarah terulang, korban terus berjatuhan.
. tempo : 167987647170
Raut Endang Suwandi, 55 tahun, seperti kemeja tak tersentuh setrika. Kusut. Pikirannya selalu resah. Dalam tidur pun, lelaki yang rambutnya sudah memutih itu kerap dihantui mimpi buruk. Semua itu bermula sejak uang pesangon miliknya sebesar Rp 56 juta lenyap tak berjejak. Padahal, Endang sekeluarga sepenuhnya menggantungkan nasibnya pada uang pesangon itu.
Bencana itu datang ketika ia disambangi seorang kerabat yang mengajak menanamkan uangnya k
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.