maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Tiga Nila di Serambi Kita

INILAH kisah tentang tikus-tikus. Di sebu-ah- kawasan bencana, ketika orang-orang da-tang membantu dengan dana hingga tri-li-un-an rupiah, hewan pengerat itu hadir.

Tsunami Aceh, Desember 2004, seperti ba-ru lepas dari pandangan. Ratusan ribu o-rang tewas seketika, ribuan hektare lahan per-mukiman dan pertanian rata tanah. A-ceh menjadi pusat perhatian: berbondong-bon-dong lembaga swadaya masyarakat me-macak bendera di provinsi itu. Rekonstruk-si di-pandang dengan bibir bergetar: malaikat se-perti datang dari langit dengan pundi-pun-di- uang dan segala cinta kasih.

Setahun berlalu, orang-orang lalu merasa-kan- apa yang sebelumnya mungkin tak per-nah terbayangkan: hadirnya tikus-tikus. Ban-tu-an digerogoti, dana proyek diisap hingga ting-gal sedikit atau habis sama sekali.

Tiga lembaga internasional yang ditengarai di-jang-kiti tikus korupsi adalah FIG (Jerman), Oxfam (Inggris), dan Save The Children (Ing-gris). Modusnya hampir seragam, yakni peng-gelembungan atau penyunatan dana pro-yek. Pelakunya bervariasi: dari kontrak-tor- lapangan, konsultan, hingga ekspatriat.

Pada akhirnya korupsi bukan soal warna ku-lit-pribumi atau pendatang, warga lokal- a-tau orang seberang-melainkan soal ke-sem-patan. Dan kesempatan itu terbuka le-bar di Tanah Jeumpa.

Dalam geliat rekonstruksi Aceh, ketiganya mung-kin hanya pucuk gunung es korupsi yang tampak oleh publik. Mudah-mudahan se-ba-liknya: mereka hanya tiga titik nila yang telah merusak sebelanga susu Seram-bi- kita.

. tempo : 169566948272_

SEPOTONG kalimat meluncur berulang-ulang dari mulut lelaki pirang bertubuh tonjang itu: "Bullshit!" Pekan-pekan terakhir ini memang bukan saat menyenangkan bagi Yves Dantin-, sang pengucap serapah. Presiden Frde-r-und Interessengemeinschaft (FIG) e.V.-sebuah lembaga bantuan asal Jerman-itu merasa sudah banyak membantu korban tsunami di Pulau Weh, Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam. Apa daya, justru sederet tudingan yang mampir di telinganya: dari pen

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Sudah berlangganan? Masuk Disini
Daftar TempoID untuk mendapatkan berita harian via email.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 24 September 2023

  • 17 September 2023

  • 10 September 2023

  • 3 September 2023


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan