Prancis dan Asa yang Tergerus
arsip tempo : 170209614045.

DI depan kantor pusat Les Republicains di Paris, Katarina terduduk di pinggir jalan yang mulai sepi. Ahad malam dua pekan lalu itu, perempuan berdarah Rusia yang lahir dan besar di ibu kota Prancis ini tercenung, nyaris menitikkan air mata. Berkali-kali Katarina mengusap kedua kelopak matanya yang bermaskara biru. "Tidak ada yang lebih pantas menjadi Presiden Prancis kecuali Fillon," katanya sambil sesekali sesenggukan.
Satu jam sebelumnya, Katari
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini