maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Kisah Gubernur yang Dikucilkan

Pemerintah daerah Jakarta memberikan sedikit bantuan renovasi rumah almarhum Henk Ngantung (1921-1991). Rumah gubernur kedua Jakarta di kawasan Cawang, Jakarta Timur, itu setahun lalu masih bobrok. Setelah terlempar dari kursi gubernur, hidup Henk mengenaskan. Tinggal di gang sempit, hampir buta total, dan dikucilkan dari pergaulan karena dianggap tersangkut peristiwa 1965.

Henk Ngantung diangkat oleh Sukarno sebagai gubernur pada 1964 karena dianggap mampu menata Jakarta secara indah. Henk salah satu anggota Persatuan Ahli Gambar Indonesia, yang didirikan S. Sudjojono dan Agus Djajasuminta. Ia dikenal sebagai juru sketsa yang selalu hadir dalam momen bersejarah perundingan Indonesia-Belanda.

Jabatan Henk sebagai gubernur sangat singkat, hanya sekitar setahun. Ikuti kenangan bagaimana sengsaranya kehidupan Henk setelah tahun 1965 itu dari janda Henk. Juga ulasan Tempo mengenai lukisan Memanah, karya legendaris Henk yang oleh Sukarno—menurut banyak orang—dianggap sebagai "azimat" Proklamasi. Selain itu, sketsa-sketsa Linggarjati yang langka karena dibubuhi tanda tangan langsung oleh para peserta perundingan.

arsip tempo : 171403159095.

. tempo : 171403159095.

Ruangan ini dulu merupakan studio lukis Pak Henk Ngantung," siang itu Hetty Eveline Mamesah, 74 tahun, janda mendiang Henk Ngantung, ramah menyambut. "Setelah Pak Henk meninggal, bekas studio ini kami jadikan tempat tinggal."

Rumah Gubernur DKI Jakarta di era Sukarno itu berada di ujung Gang Jambu, sebuah gang sempit di perkampungan padat penduduk di bilangan Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur. Bagian belakang rumah tersebut masih menyisakan

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 21 April 2024

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024

  • 31 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan