maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Filsuf dari Bukit Menoreh

Nicolaus Driyarkara, SJ (1913-1967) adalah nama besar di dunia filsafat Indonesia. Namun sosoknya tak banyak dikenal. Yang mengetahuinya boleh dibilang hanya kalangan pemimpin gereja Katolik, pendidik, dan intelektual. Itu lebih karena dia seorang Jesuit, pengajar, dan filsuf. Dia pernah berkiprah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (kini Universitas) Sanata Dharma, Yogyakarta. Namanya ditabalkan sebagai nama lembaga pendidikan tinggi filsafat di Jakarta, STF Driyarkara.

Pastor kelahiran Kedunggubah, sebuah desa di lereng pegunungan Menoreh, Purworejo, Jawa Tengah, itu sesungguhnya seorang pemikir yang sangat peduli terhadap nasib bangsanya. Driyarkara mengamati, mempertanyakan, menggugat, memberi makna, dan kemudian menawarkan jalan keluar bagi pelbagai persoalan--terutama di bidang pendidikan dan humanisme.

Menyambut 100 tahun Driyarkara, Tempo menyuguhkan sosok sang filsuf, yang demi memperkenalkan filsafat ke khalayak umum pernah memiliki program "Ceramah-ceramah filsafat " di Radio Republik Indonesia Yogyakarta dan Jakarta.

arsip tempo : 171354349241.

. tempo : 171354349241.

WARNA putih tembok gedung Kapel St Nikolaus, Stasi Kedunggubah, tampak baru dicat ulang. Pintu utamanya berlumur warna biru muda yang segar. Keramik cokelat susu pelapis lantainya juga tidak terlihat usang.

Gereja kecil yang resmi berdiri pada 3 Mei 1992 itu menempati sebidang lahan seluas tak lebih dari seperempat lapangan bola. Lokasinya mudah ditemui karena berada di pinggir jalan aspal yang membelah kawasan Desa Kedunggubah, Kecamatan Kalige

...

Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.

Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini

PILIHAN TERBAIK

Rp 54.945/Bulan

Aktif langsung 12 bulan, Rp 659.340

  • *Anda hemat -Rp 102.000
  • *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo

Rp 64.380/Bulan

Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja

  • *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit

Lihat Paket Lainnya

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024

  • 31 Maret 2024

  • 24 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan