Energi Anarki
Senin, 13 Februari 2012
Mereka memang tampil beda, hingga terkesan berandalan. Kesalahan dalam memahami mereka inilah yang membuat sejumlah punker ditangkap dan "dibina" di Aceh pada Desember lalu. Padahal semangat independen atawa indie, berdikari, dan antikemapanan yang digenggam merekalah yang membuat komunitas ini berbeda. Dalam perjalanannya, semangat ini kemudian melahirkan kegiatan-kegiatan kreatif di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Tempo mencoba merekam sepak terjang komunitas yang menjadikan anarkisme (bukan kekacauan, tapi menolak tunduk kepada sistem) sebagai ideologi ini.

Pemuda bertato itu sibuk dengan mesin jahit dan sulaman. Meski terkantuk-kantuk, tangan kekarnya tetap berfokus memutar roda mesin berulang kali. Sesekali ia mengisap asap tembakau dan menyeruput secangkir kopi yang masih mengepul. Seharian ia nyaris tidak beranjak, asyik memainkan pedal kaki mesin jahit seorang diri. "Ada banyak pesanan kaus mini untuk aksesori di mobil," kata Indra Pratama Lukiansyah, nama pemuda itu, kepada Tempo pada pengujung
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini