maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Tempo Circular Economy Award

Menjemput Sampah Demi Ekosistem Berkelanjutan

Lewat aplikasi yang dapat diunduh di Play Store maupun App Store, Rekosistem menawarkan jasa pengangkutan sampah dan pemilahan sampah. #Infotempo

arsip tempo : 171170786921.

Ilustrasi pengumpulan sampah.. tempo : 171170786921.

Perusahaan rintisan (startup) di Indonesia terus tumbuh mencari peluang dengan solusi baru dan berbeda. Salah satunya adalah Rekosistem yang didirikan Ernest Layman bersama temannya semasa kuliah, Joshua Valentino. Pertama kali hadir pada November 2018 sebagai UMKM  Waste to Energy bernama Khazanah Hijau Indonesia (KAHIJI) dengan membuat alat Biogas (sampah menjadi energi), Rekosistem yang resmi terbentuk pada 2019 terus berkembang dalam membantu penerapan pola hidup ramah lingkungan dan akses daur ulang sampah di Indonesia.

Sebagai startup yang bergerak di bidang cleantech, Rekosistem berdiri dimulai dari kekhawatiran akan masalah pengelolaan sampah di Indonesia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada 2020  Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton sampah. Adapun penyumbang sampah terbesar berasal dari rumah tangga yakni sebanyak 37,3%, dan sampah pasar tradisional 16,4%. Sedangkan sampah yang dihasilkan dari kawasan sebanyak 15,9% dan sampah yang berasal dari sumber lain sebesar 14,6%. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa sampah di DKI Jakarta mencapai 3 juta ton atau sekitar 8.369 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sampah organik mencapai 53,75% sedangkan sampah anorganik 46,35%.

Rekosistem berusaha menjawab kekhawatiran akan masalah pengelolaan sampah di Indonesia. Merujuk pada namanya, Rekosistem merupakan gabungan dari dua kata, re dan ekosistem. Re mengacu pada aktivitas yang mendukung keberlanjutan (sustainability) seperti reuse, reduce, recycle, renewable, serta segala prinsip keberlanjutan lainnya. Adapun ekosistem merupakan tujuan dari solusi perusahaan untuk mendorong perubahan pola hidup menjadi ramah lingkungan.

Sebagai platform digital, Rekosistem memiliki tujuan untuk dapat mengakselerasi dan meningkatkan edukasi terkait pengelolaan sampah. Produk dan layanan yang ditawarkan Rekosistem mencakup konsultasi hingga instalasi produk baik untuk individu, komunitas, maupun bagi perusahaan dan organisasi. Untuk perusahaan atau organisasi, Rekosistem membantu dalam penerapan zero waste management dan ekosistem berkelanjutan. Dengan kata lain bagaimana agar perusahaan tak hanya memikirkan nilai ekonomi semata  tetapi tripple bottom line, yakni profit, people, dan planet.

Beroperasi secara business to business (B2B) sekaligus business to consumer (B2C), produk utama yang ditawarkan Rekosistem adalah layanan jemput sampah (Repickup Service) dan setor sampah ke Waste Station (Redrop Service). Layanan jemput sampah meliputi layanan pengambilan dan penjemputan  sampah untuk rumah tangga atau perumahan, bisnis, perkantoran, sekolah, sarana umum, sarana olahraga, dan tempat komersial.  Adapun setor sampah ke Waste Station adalah inovasi asli Rekosistem yang diluncurkan sebagai bentuk standar baru fasilitas pengumpulan sampah daur ulang.

Dalam mendaur ulang sampah, Rekosistem membedakan antara sampah organik, anorganik, dan sampah residu. Untuk sampah organik, mereka bermitra dengan perusahaan atau komunitas yang bisa mengelola sampah organisk. Sementara, untuk sampah anorganik mitra yang diajak bekerja sama adalah lapak atau bank sampah di masing-masing area. Khusus untuk sampah residu, Rekosistem bermitra dengan pihak yang memang terbiasa mengolahnya.

Cara kerja Rekosistem berpusat pada aplikasinya, baik melalui aplikasi web (web app) untuk pengambilan sampah secara berkala dari area pemukiman dan tempat komersial maupun aplikasi seluler (mobile app) untuk pengguna individu yang menyetorkan sampah secara mandiri ke station Rekosistem yang tersedia. Rekosistem juga mencoba menularkan edukasi terkait pengelolaan sampah dan limbah mulai dari masyarakat, petugas pengelolaan sampah, pengangkut, hingga para pemilah sampah, sehingga produktivitas dan pendapatan mereka bisa meningkat.

Menariknya, untuk mendongkrak pastisipasi masyarakat dalam  memilah sampah sebelum akhirnya masuk  proses daur ulang, Rekosistem memberikan insemtif berupa poin reward. Setiap satu kilogram sampah anorganik misalnya diganjar 800 poin reward yang bisa ditukar menjadi saldo di e-wallet seperti Dana atau Gopay.

Rekosistem saat ini telah melayani pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga daur ulang sampah yang berasal dari sekitar 20.000 rumah di sekitar lokasi gudang atau HUB sampah perusahaan di Surabaya, Purwokerto, Bandung, dan Jakarta. Total sampah yang dikelola Rekosistem pun sudah lebih dari 2.000 ton. Setiap bulan, pengelolaan sampah mereka pun bertumbuh rata-rata sebesar 30%.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 24 Maret 2024

  • 17 Maret 2024

  • 10 Maret 2024

  • 3 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan