maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

PNM

Ibunda Farel Prayoga Kembangkan Usaha Bersama PNM Mekaar

Selain berjualan kinang, Siti bersama Farel dan sang suami mengamen dengan berkeliling. #InfoTempo

arsip tempo : 171402040290.

Salah satu nasabah PNM Mekaar Ibu Siti Mujayanah, yang saat ini pengusaha warung kelontong asal Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi.. tempo : 171402040290.

Siti Mujayanah, ibunda dari Farel Prayoga, berhasil mengembangkan usahanya bersama PNM Mekaar. Siti memulai usahanya dengan menjual kinang. Kinang terdiri dari daun sirih, gambir, kapur dan tembakau, merupakan ramuan tradisional yang dikunyah di mulut dan tidak ditelan. Usai dikunyah, penikmat yang rata-rata ibu rumah tangga kemudian menggosokan tembakau dan kembang kanthil pada gigi. Kini, usaha Siti berkembang menjadi toko kelontong.

“Membangun bisnis dari bawah memang tidaklah mudah. Tetapi dengan tekad dan usaha yang kuat, kita dapat meraih apa yang kita inginkan. Saya sekeluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PNM yang telah memberi bantuan kepada kami,” kata Siti.

Siti salah satu nasabah PNM Mekaar yang saat ini pengusaha warung kelontong asal Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi. Sebelum bergelut di bisnis sembako, sehari-harinya Siti berjualan kinang. Selain berjualan kinang, Siti bersama Farel dan sang suami mengamen dengan berkeliling, menyanyi, dan main musik di sekitar Banyuwangi sejak Farel duduk di bangku kelas 2 SD.

Siti lalu diperkenalkan kepada PNM Mekaar oleh tetangganya dan dengan modal Rp 2 juta memutuskan untuk bergabung. Dia lalu memulai berjualan kinang. Mengunyah kinang atau lebih akrab dikenal dengan sebutan menyirih merupakan salah satu tradisi yang kerap dilakukan masyarakat Indonesia. Sayangnya, dengan masuknya era globalisasi dan perkembangan zaman yang lebih modern membuat tradisi menyirih mulai dilupakan.

Bertambahnya modal yang diberikan PNM Mekaar dan segala kemudahan yang disediakan, membuat dia bisa mengembangkan usaha menjadi lebih besar dari sekedar berjualan kinang. Mulai dari Siti mampu belanja usaha lebih banyak, hingga mampu menambah fasilitas yang menunjang usahanya. Kini usahanya berkembang menjadi warung kelontong yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari

PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 138,98 T kepada nasabah PNM Mekaar yang berjumlah 12,6 juta nasabah hingga 5 September. Saat ini PNM memiliki 3.500 kantor layanan PNM Mekaar dan 624 kantor layanan PNM ULaMM di seluruh Indonesia yang melayani UMK di 34 Provinsi, 443 Kabupaten/Kota, dan 5.640 Kecamatan.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 21 April 2024

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024

  • 31 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan