maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Gubernur Bank Indonesia: Perbaikan Outlook Indonesia Bukti Terjaganya Stabilitas

S&P mencatat Bank Indonesia berperan signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meredam dampak gejolak ekonomi dan keuangan.

arsip tempo : 171165183760.

Ilustrasi pekerja di Indonesia.. tempo : 171165183760.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan afirmasi sovereign credit rating Indonesia disertai dengan revisi ke atas outlook menjadi stabil oleh lembaga pemeringkat S&P menunjukkan terjaganya stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Tanah Air. Terlebih kondisi tersebut di tengah peningkatan risiko global yang berasal dari tensi geopolitik Rusia-Ukraina, perlambatan ekonomi global, dan peningkatan tekanan inflasi.

“Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah. Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional,” kata Perry, Kamis, 28 April 2022.

Dalam laporannya, S&P menyatakan revisi ke atas outlook Indonesia menjadi stabil didasarkan pada perbaikan posisi eksternal ekonomi Indonesia dan konsolidasi kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah secara gradual. S&P juga yakin terhadap pemulihan ekonomi Indonesia yang akan terus berlanjut sampai dengan dua tahun ke depan.

S&P mempertahankan peringkat Indonesia pada level BBB didukung oleh prospek pertumbuhan ekonomi yang solid dan rekam jejak kebijakan hati-hati. Pemulihan ekonomi Indonesia diperkirakan terus berlanjut ditopang oleh kegiatan ekonomi kembali normal, seiring dengan cakupan vaksinasi semakin luas sehingga mendukung peningkatan kekebalan masyarakat.

S&P memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan meningkat menjadi 5,1 persen setelah sebelumnya tumbuh 3,7 persen pada 2021. Namun, Indonesia juga perlu mewaspadai risiko yang berasal dari krisis Rusia dan Ukraina.

S&P menilai meski peningkatan harga komoditas diperkirakan dapat mendorong pendapatan perusahaan dan penerimaan fiskal, namun terdapat risiko penurunan pertumbuhan ekonomi global yang dapat menekan permintaan global. Selain itu, kenaikan inflasi berpotensi menekan kinerja konsumsi domestik.

Meski demikian, S&P menilai Undang-undang Cipta Kerja yang disahkan pada 2020 akan memperbaiki iklim usaha, sehingga dapat mendorong investasi dan tingkat pertumbuhan potensial ekonomi. Di sisi eksternal, S&P memandang kinerja eksternal Indonesia ditopang oleh perbaikan terms of trade sejalan dengan kenaikan harga komoditas.

Di sisi fiskal, S&P menilai Indonesia menunjukkan kemajuan untuk kembali ke level defisit fiskal yang moderat. Selain itu Indonesia juga memproyeksikan defisit fiskal akan terus menurun menjadi empat persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2022. Perkiraan tersebut didukung oleh kenaikan penerimaan sejalan dengan harga komoditas yang meningkat dan kegiatan ekonomi domestik yang kembali normal.

S&P juga menyatakan bahwa utang pemerintah Indonesia relatif stabil pasca peningkatan yang cukup signifikan pada 2020. Namun, beban bunga berpotensi akan mencatat peningkatan seiring dengan tren kenaikan suku bunga global selama satu hingga dua tahun ke depan.

S&P mencatat Bank Indonesia berperan signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meredam dampak gejolak ekonomi dan keuangan terhadap perekonomian domestik. Dukungan bank sentral dalam pembiayaan defisit fiskal melalui pembelian surat berharga pemerintah dapat membantu pemerintah mengelola beban bunga ketika pasar keuangan sedang mengalami tekanan.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 24 Maret 2024

  • 17 Maret 2024

  • 10 Maret 2024

  • 3 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan