maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Badan Intelijen Negara

Satu Suara Mengawal Ibu Kota Negara yang Green dan Smart

Tokoh-tokoh masyarakat Kalimantan Timur bersepakat mendukung pembangunan ibu kota negara baru. Ada pesan untuk menjaga adat-istiadat.

arsip tempo : 171359600398.

Lahan kosong yang sedang dibangun untuk IKN.. tempo : 171359600398.

Pengesahan Undang-undang Ibu Kota Negara  pada 18 Januari 2022 menjadi penanda dimulainya pemindahan ibu kota negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Presiden Joko Widodo menargetkan semua kegiatan pemerintah pusat  akan berpindah ke Nusantara – nama IKN baru – mulai 2024. 

Bersamaan dengan pengesahan Undang-undang IKN, pembangunan infrastruktur di Penajam Paser Utara terus dikebut. Di antaranya adalah pembangunan bendungan Sepaku Semoi yang sudah mencapai 40 persen, dan ditargetkan selesai pada akhir tahun ini. Lalu ada jembatan Pulau Balang sebagai akses menuju IKN dengan  panjang jembatan utama 804 meter.

Rencana pembangunan IKN Nusantara mendapat dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, dan Kalimantan Timur. Di antaranya adalah Ketua Umum Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) Syaharie Jaang. Ia  menyampaikan dukungan terhadap pembangunan IKN. 

Maket IKN

“Saya juga mengimbau kepada seluruh anak negeri di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur,  mari kita sambut IKN Nusantara dan jaga kekompakan, keamanan, serta kondusivitas,” dia menuturkan. 

Dukungan disampaikan pula oleh Ketua Umum Persekutuan Suku Asli Kalimantan (Pasak) Mulawarman Bersatu, Surpani Sulaiman. Menurut dia pemindahan IKN ke Kalimantan Timur adalah kado terbaik bagi masyarakat. Dia optimis pemindahan ini akan menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.  

“Pemindahan IKN ke Kaltim sangat ideal, karena sejarah mengajarkan kerajaan tertua ada di Kalimantan.  Selain itu, posisi Kaltim strategis, potensi bencana alam sangat kecil, tanah yang dibangun adalah tanah pemerintah, dan potensi konflik horizontal tidak ada,” ucap Surpani. Sementara dari sisi ekonomi,  Kalimantan Timur adalah penyumbang devisa terbesar sektor pertambangan.

Kerajaan tertua yang dimaksud Surpani adalah Kerajaan Kutai Martadipura yang berdiri pada abad ke-4.  Kerajaan tersebut kemudian ditaklukkan oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang kemudian berubah nama menjadi Kesultanan  Kutai Kartanegara ing Martadipura

Setelah Indonesia merdeka, Kesultanan Kutai turut membantu pemerintah membangun Kalimantan Timur. Begitu pula setelah Presiden Joko Widodo menyatakan IKN akan dipindahkan ke Kalimantan Timur,  Kesultanan Kutai mendukung pemindahan tersebut.

Meski begitu, anggota Dewan Penasihat Kesultanan Kutai, Aji Pangeran Aryo Kusuma Puger, menyampaikan beberapa pesan terkait pembangunan IKN. Ia mengatakan,  Kesultanan membuka pintu selebar-lebarnya bagi pembangunan IKN, tapi jangan sampai IKN membuat budaya masyarakat terpinggirkan. 

“Yang penting saling hormat-menghormati dengan budaya yang ada, mempererat silaturahmi,” tuturnya. 

Beberapa tokoh masyarakat pendukung pemindahan ibu kota negara.

Dia juga meminta pemerintah mengakui tanah adat Kesultanan di lokasi IKN.  Tanah adat itu, ucap Aji, merupakan tanah peninggalan nenek moyang Kesultanan. “Jangan sampai ada pernyataan tanah adat tidak ada. Kami, kerabat Kesultanan juga meminta masyarakat Kaltim mendukung pemindahan IKN demi kesejahteraan masyarakat.”

Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan termasuk orang yang yakin pemindahan IKN akan berdampak besar bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Mantan Wakil Kepala Polri ini menyebutkan,  Nusantara  akan menjadi sejarah baru bagi Indonesia. “Dipilihnya Kalimantan Timur sebagai lokasi IKN, dan Nusantara sebagai nama IKN, merupakan wujud keberagaman Tanah Air.” 

Dari perspektif intelijen, UU IKN yang merupakan kesepakatan wakil rakyat di DPR dan pemerintah sudah mematuhi dan memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan dan perundang-undangan, mulai dari naskah akademik, konsultasi intensif dengan representasi masyarakat pemangku kepentingan, serta mempertimbangkan dampak-dampaknya baik pada aspek lingkungan dan sosial serta tatakelola.

Secara universal, UU IKN dapat dikategorikan telah memenuhi salah satu prinsip utama sebuah undang-undang yang baik yaitu memiliki kehasilgunaan, tidak hanya dari sudut pandang biaya-manfaat, tetapi juga pemenuhan hak dan rasa keadilan dalam konteks nkri. Untuk itu maka kedepan BIN akan mengawal ketat UU IKN untuk memastikan kehasilgunaan dapat dicapai dan peraturan turunannya wajib melibatkan masyrakat secara luas.

“Saya juga mendorong agar masyarakat dan para pemerhati IKN membaca UU IKN ini dengan seksama termasuk naskah akademiknya untuk memahami betul esensi dan semangat UU IKN mensejahterahkan masyarakat dan memperkuat identitas bangsa kita yang multikultur di era digital dan hijau yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Muhammad Noor, mendukung pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Menurut dia, pemindahan ibu kota negara merupakan praktek yang banyak terjadi di dunia. “Sebagai contoh di masa silam Ibu Kota Jepang berada di Kyoto, kemudian pindah ke Edo atau Tokyo. Amerika Serikat pindah dari New York ke Washington DC dan Arab Saudi dari Jeddah ke Riyadh,” ujarnya.

Muhammad mengatakan pemindahan ibu kota didorong oleh pertimbangan visioner untuk menggeser pusat gravitasi strategik dalam rangka antisipasi perkembangan masa datang. Pertimbangan itu seperti ledakan jumlah penduduk, pemerataan pembangunan, peningkatan daya saing melalui efisiensi, respon terhadap revolusi teknologis dan pertahanan secara umum.

Dia menjelaskan rencana pemindahan ibu kota sudah direncanakan sejak Presiden Sukarno. Saat itu pemerintah berencana pindah ibu kota negara ke Palangkaraya. “Pada masa Pak Harto juga mencanangkan pemindahan, khususnya pusat pemerintahan ke kawasan Jonggol Jawa Barat,” kata Muhammad.

Sedangkan di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono juga mewacanakan pemindahan ke kawasan Jawa Barat. “Presiden Jokowi pada awal periode dua mencanangkan pemindahan Ibu Kota Negara ke Penajam Paser Utara Kaltim,” ujarnya.

Berita Lainnya

Konten Eksklusif Lainnya

  • 14 April 2024

  • 7 April 2024

  • 31 Maret 2024

  • 24 Maret 2024


Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan