Biar Jitu Tetap Menganggur
MESIN jahit itu terconggok di samping dua sepeda di pojok ruangan. Berselimut plastik transparan, toh debu tetap saja menyelinap dan menempel di sekujur mesin. ”Mau diapakan lagi, wong enggak ada order,” kata pemiliknya, Sarti, warga Banaran, Karanganyar, Jawa Tengah.
Sarti memilih memakai mesin jahit lamanya yang manual. Mesin jahit berkecepatan tinggi merek Jitu, yang diterimanya dari Dinas Sosial pada 2004, menurut dia terlalu rakus makan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini