Jumat tanpa Mukjizat
BERKAUS biru, bercelana pen-dek, dan hanya bersandal je-pit, rupa Theo Toemion terlihat letih dan layu. Dia mengisap sebatang rokok dalam-dalam, lalu me-ngepulkan asapnya ke udara. ”Saya percaya pada mukjizat,” ujarnya di ruang tahanan Kepolisian Daerah M-etro Jaya, Kamis malam pekan lalu. Esok hari-nya dia akan menerima vonis. Dan Theo berharap mukjizat dan kemujuran akan melepaskan dari hukuman.
Tapi Jumat pekan lalu lewat ta-npa mukjizat
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini