Mengembalikan Cahaya ’Permata dari Timur’
Senin, 30 Juni 2008
Gubernur Fauzi Bowo sendiri punya komitmen merevitalisasi Kota Tua. Dia pernah punya ide memindahkan Institut Kesenian Jakarta ke kawasan Kota Tua. Ide lain yang brilian, untuk menambah daya tarik Old Town, juga bertebaran. Tapi tak semudah itu mewujudkannya. Sebab, kendala yang menghadang juga menumpuk dan tumpang-tindih, dari kondisi kawasan yang sudah kumuh, pembangunan jalan yang telanjur serampangan, peraturan yang tidak memadai, hingga kondisi dataran di sana yang rawan rob.
Nah, mumpung masih hangat memperingati ulang tahun ke-481 Jakarta, Tempo menurunkan tulisan tentang Kota Tua Jakarta. Ini untuk sedikit memberikan semangat terhadap usaha revitalisasi dan konservasi kawasan yang pernah menjadi magnet bagi pendatang dan saudagar di masa lalu itu.

Sebuah batu berbentuk papan hitam dengan tulisan kaligrafi Cina dipamerkan di menara Museum Bahari. Hingga kini, kalimat-kalimat yang sudah tak utuh lagi itu belum ada yang meneliti. Apa maknanya juga belum ada yang tahu. Padahal, menurut Kepala Museum Bahari Dewi Rudiati, prasasti itu kemungkinan besar berisi informasi penting tentang kedatangan pedagang Cina ke Pelabuhan Sunda Kelapa. ”Mungkin saja sepenting batu padrao Portugis, yang berisi
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini