Satu Dolar Lima Belas Ribu?
Kamis siang di lobi kantor sebuah bank pemerintah di Jalan Kramat, Jakarta. Antrean mengular begitu panjang. Orang berdesak-desak untuk satu hal yang sama: memburu dolar. Seorang ibu muda bahkan cuma membeli beberapa puluh dolar. Untuk apa, Ibu? "Oh, saya dititipi kakak yang punya anak di luar negeri," katanya agak sungkan. Ia kembali meneliti selembar puluhan dolar yang sudah lusuh. Ia seperti tak percaya, dengan tampang sedekil itu uang hijau bik
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini