Mati
Pada suatu sore tahun 1947, ayah saya dieksekusi oleh pasukan Belanda yang menduduki kota kami. Saya, anak terkecil, tak diperkenankan melihat jasadnya. Tapi kemudian Ibu bercerita bahwa ada tiga butir peluru yang ditembakkan ke kepala Bapak.
Keluarga kami tak pernah tahu kenapa ia dihukum mati. Tak ada pengadilan pada hari-hari itu. Pasukan Belanda baru saja merebut kota kami, malamnya seorang gerilyawan melemparkan granat ke markas mereka
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini