Imam
Dengan mata membelalak, dengan teriak, dengan nama Tuhan dan tangan yang diayunkan, Imam Samudra sebenarnya tak mengagetkan. Ia ingin menunjukkan bahwa ia tak gentar. Ia juga tak menyesal. Pengadilan membuktikan ia bersalah telah merancang pembunuhan besar-besaran yang terjadi di Bali pada Oktober 2002 itu, ketika bom meledak di sebuah kafe yang padat di Kuta. Hakim memutuskan: ia dihukum mati. Tapi hukuman itu akan dijalaninya—begitulah i
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini