Muria
Mungkinkah aku nanti naik ke Muria tanpa bimbang, seandainya datang suara gaib itu kepadaku—bisikan yang mengatakan bahwa aku harus membawa anakku ke puncak itu, agar kusembelih? Akan kuasakah aku memotong merih itu, di leher kecil di bawah tatap matanya yang lucu? Mungkinkah aku tak bertanya: benar Tuhankah yang memberikan titah seperti ini, dan bukan Molokh yang tamak? Haruskah seorang bocah 4 tahun kubunuh untuk membuat Ia puas, untuk m
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini