Satu
Kemajemukan tampil karena “tipu daya” yang di dalam alam pikiran India disebut maya—“ilusi yang persis seperti yang dihasilkan sebuah galeri cermin”.
Tat Twam Asi. Selama beribu-ribu tahun, beribu-ribu brahmin dan berjuta-juta penganut Hindu mengucapkan mantra pendek dalam Upanishad itu. Yang menarik, di abad ke-20 seorang yang bukan brahmin, bukan Hindu, seorang atheis, ikut meyakininya.
Edwin Schrödinger, salah satu tokoh fisika kuantum, ilmuwan Austria pemenang Hadiah Nobel di tahun 1933, menerbitkan Mein Leben, meine Weltansicht (Hidupku, Pandangan Hidupku), yang dikumpulkan dari tul
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini