Mata
Mata—berbeda dengan kuping—memang menyerap benda-benda sebidang demi sebidang, tak sekaligus. Penglihatan pun jadi raja. Tak lagi manusia mengenal obyek dengan mendengarkan, mencium, dan merabanya.
KETIKA saya berumur belasan dan—seperti banyak remaja Indonesia waktu itu—membaca Karl May, saya menemukan adegan ini dalam salah satu jilidnya: sang tokoh cerita, “Old Shatterhand”—orang Jerman abad ke-19 yang berkelana di daerah Indian di Amerika—duduk menghadapi sejumlah pemimpin suku Sioux.
Suasana tegang. Old Shatterhand adalah sahabat Winnetou, ketua suku Apache yang jadi musuh oran...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini