Anti-sinonim
Bayangkan suatu hari ketika kita masuk ke sebuah negeri di mana sinonim-ya, sinonim-dimatikan.
Bayangkan jika dalam bercakap-cakap dan menulis, yang sah dipakai cuma kata "sholat" dan bukan "sembahyang"; "saum" dan bukan "puasa". Bayangkan jika tak boleh dipergunakan lagi kata "Cina" dan yang boleh hanya "Tionghoa". Bayangkan jika yang bisa menamai gender ibu kita hanya "perempuan", dan kata "wanita" disingkirkan.
Kita mungkin tak segera menyadari bahwa ketika
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini