Ikhnaton
O, dewa yang tunggal, yang kuasanya tak tertandingi…."
Pada tahun 1380 sebelum Masehi, di Mesir kuno, seorang raja menulis puisi yang indah untuk Yang Maha-Tunggal. Mungkin itu suara pemujaan seorang monotheis yang paling purba, 700 tahun sebelum Isaiah. Yang lebih banyak ditulis para pakar, ia seorang firaun yang mengubah agama nenek moyangnya menjadi sebuah keyakinan yang kemudian mirip dengan agama-agama Ibrahimi.
Ikhnaton, sang firaun, me
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini