Bahasa di Balai Pustaka
Masa lalu tak selalu memberi cerita girang. Pada saat Balai Pustaka menjalankan peran menerbitkan buku-buku di naungan pemerintah kolonial Belanda (akhir September 1917), kegandrungan belum memusat ke bahasa Melayu, sebelum menjadi bahasa Indonesia. Penerbit itu memilih menerbitkan buku-buku berbahasa Jawa dan Sunda. Buku untuk memberi bukti gerak "kemadjoean" di tanah jajahan dan membentuk pembakuan bahasa sesuai dengan selera pemerintah.
Pilihan
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini