Catatan Pinggir Kiai Petuk
MENGENDAP-ENDAP Nabil Haroen masuk ke bilik santri putra. Malam itu, santri senior di Pesantren Lirboyo, Kediri, ini sedang menjalankan misi khusus: mensterilkan pondok dari ”kitab kuning terjemahan”.
Di sebuah bilik, ia memeriksa lembaran kertas yang sedang dibaca seorang adik kelasnya. Sebentar kemudian ia menghardik: ”Mbah Idris melarang kalian baca kitab ini. Bikin malas.” Idris yang disebut Nabil adalah Kiai Haji Idris Marzuki, ses
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini