Al-Ibriz di Tangan Pentaskhih?
Buku ”emas murni” ini suatu saat pernah ditawarkan ke Penerbit Salim Nabhan, Surabaya, Jawa Timur. Saat bertemu pemilik percetakan, seperti dikisahkan Yahya Staquf, cucu Kiai Bisri, sang penulis memperkenalkan diri sebagai Ahmad, utusan kiai Bisri Musthofa Rembang. ”Saya bermaksud menjual naskah kitab untuk diterbitkan.”
Bisri terpaksa berbohong karena merasa belum punya nama dalam peta perkiaian. Saat itu, harga yang diajukan Bisri Rp
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini