Sriwedari Meniti Sep
DI belakang kelir, para pemain wayang orang, laki-laki dan perempuan, tak berhenti memoles diri. Sambil memegang cermin kecil, mereka asyik menebarkan pupur di pipi atau mengoleskan gincu ke bibir. Karena sudah terbiasa menghias diri selama bertahun-tahun, anak-anak wayang ini tak memerlukan penata rias. Saat menatap wajah di cermin, harapan mereka seperti harapan hari-hari sebelumnya: mendapat tepukan meriah dari penonton yang berjibun.
Beg
...
Berlangganan untuk lanjutkan membaca.
Kami mengemas berita, dengan cerita.
Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini