maaf email atau password anda salah

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini

Satu Akun, Untuk Semua Akses


Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satu Akun, Untuk Semua Akses

Masukan alamat email Anda, untuk mereset password

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link reset password melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Ubah No. Telepon

Ubah Kata Sandi

Topik Favorit

Hapus Berita

Apakah Anda yakin akan menghapus berita?

Ubah Data Diri

Jenis Kelamin

Meliput isu politik sejak 2011 dan sebelumnya bertugas sebagai koresponden Tempo di Bali. Menerima beasiswa Chevening 2018 untuk menyelesaikan program magister di University of Glasgow jurusan komunikasi politik. Peraih penghargaan Adinegoro 2015 untuk artikel "Politik Itu Asyik".

Konten

Ketua tim hukum PDI Perjuangan, membuat laporan ke Dewan Pengawas KPK di Jakarta, 16 Januari 2020. TEMPO/Imam Sukamto
Harun Masiku. Facebook.com
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berjalan saat menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional I PDI Perjuangan di Jakarta, 10 Januari lalu./ANTARA/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi: Imam Yunni
Alissa Qotrunnada. TEMPO/Yovita Amalia
Dewan Pengawas KPK periode 2019-2023 (dari kiri): Syamsuddin Haris, Harjono, Artidjo Alkostar, Tumpak Hatorangan Panggabean, dan Albertina Ho di Istana Negara, Jakarta, 20 Desember 2019. TEMPO/Subekti
Listyo Sigit Prabowo saat menjadi ajudan Presiden Joko Widodo, 13 Januari 2015./dok. TEMPO/Aditia Noviansyah

Taktik Klandestin Mantan Ajudan

Terpilihnya Inspektur Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal disebut-sebut karena kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo. Dia kerap menjadi utusan Jokowi untuk meredam berbagai konflik. Sempat ditolak memimpin wilayah karena beragama Katolik, Sigit justru mampu merangkul para ulama.

Hukum Edisi : Sabtu, 14 Desember 2019

Airlangga Hartarto menyampaikan pidato penutupan Musyawarah Nasional X Partai Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta,  5 Desember 2019. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto melakukan pertemuan di kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta, 30 Oktober 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 18 November 2019./ANTARA /Dhemas Reviyanto
Puan Maharani, Surya Paloh, dan Megawati Soekarnoputri saat menghadiri ulang tahun Partai NasDem di Jakarta, 11 November 2019. Instagram Puan Maharani
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan  di Balai Kota Jakarta, 15 Oktober 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Halalbihalal dan konferensi pers kepengurusan baru Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia di Jakarta, Juni 2018. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Menteri Agama Fachrul Razi tiba di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 22 Oktober 2019. ANTARA /Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo bersama Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, 11 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Rumah di Jalan Bangka XI Nomor 21 A, Jakarta Selatan yang diubah menjadi 21 B. TEMPO/Fikri Arigi
Prajurit TNI mendata warga yang akan meninggalkan Wamena di Bandara Wamena, Jayawijaya, Papua, 1 Oktober 2019. ANTARA/Iwan Adisaputra
Kepulan asap dalam kerusuhan terlihat dari Markas Kepolisian Resor Jayawijaya 
di Wamena, Papua. ANTARA/Marius Wonyewun
Museum The Beatles Story, Liverpool, Inggris, April 2019. TEMPO/Wayan Agus Purnomo
Willy Brandt dan Getrud Meyer, 1939.
stiftung-exilmuseum.berlin
The Louden Tavern di kawasan Ibrox sebelum pertandingan Rangers melawan Kilmarnock, 16 Maret lalu. TEMPO/Wayan Agus Purnomo
Pendukung Celtic dan Rangers dalam pertandingan derby di Celtic Park, Glasgow, 31 Maret lalu. REUTERS/Jason Cairnduff

Glasgow: Sepak Bola, Ras, dan Agama

RIVALITAS Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers bukan sekadar drama sepak bola. Kedua klub telah bersaing menjadi yang terbaik di tanah Skotlandia selama 130 tahun. Derby—pertandingan klub rival sekota—Celtic dan Rangers, yang terkenal dengan sebutan Old Firm, disebut-sebut sebagai laga sepak bola paling brutal di muka bumi. Persaingan kian pelik karena berkelindan dengan isu ras, kelas, sentimen nasionalisme, dan agama di antara kedua pendukung klub. Bagi warga Glasgow, mendukung salah satu klub tersebut menjadi penabal identitas di luar agama dan kebangsaan. Politik kebencian yang diwariskan secara turun-temurun itu memang telah mereda. Upaya menurunkan ketegangan terus diupayakan, termasuk intervensi dari pemerintah setempat. Namun jejak persaingan kedua kelompok suporter masih terasa hingga hari ini. Laga terakhir pada 31 Maret lalu menegaskan derby ini tetap berlangsung dalam tensi tinggi. Laporan Tempo dari Glasgow, Skotlandia.

Selingan Edisi : Sabtu, 20 April 2019

Pendataan Rumah di Lombok Barat Rampung pada September
Titik Kompromi Tentara-Polisi

Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik.

Login Langganan